Dia telah kutemui lama sebelumnya. Bertemu dengannya dalam kelas yang sama. 1 tahun kulalui dikelas itu. Aku hanya menganggapnya teman biasa. Ya, teman sekelas.Saat kenaikan kelas, aku dan dia bertemu kembali dikelas yang sama. 3 bulan, aku masih menganggapnya teman sekelas biasa.
Saat bulan keempat, dia mulai memperhatikanku. Dia sering membuatku nyaman. Membuatku ingin menceritakan segalanya kepadanya. Aku mulai menganggapnya sebagai teman dekatku. Setiap hari, aku dan dia membicarakan apapun yang terjadi.
Saat bulan kelima, aku dan dia pun semakin dekat. Aku dan dia mulai merubah pembicaraan. Bukan lagi pembicaraan yang sehari-hari aku dan dia bicarakan.
Rasa malu terhadapnya pun mulai muncul didalam diriku. Aku mulai suka kepadanya. Aku bingung. Aku terus memikirkannya. Apa jika aku menyukainya, rasa yang kupunya akan terbalas?
Kenyataan yang sangat menyenangkan. Jawaban dari pertanyaanku..
Dia memiliki perasaan yang sama kepadaku. Bibirku tidak bisa bergerak. Tapi hatiku terus bergerak tanpa henti. Jika bibirku tidak bisa mengatakan apapun, hatiku sudah siap mengatakan apa yang kurasakan.
Hari itu, aku menjadi yang pertama memilikinya. Aku pikir, itu suatu keberuntungan untukku. Yang kurasakan hanyalah perasaan senang. Ya, aku dan dia sudah saling memiliki. Sampai detik ini.
Dari hari itu sampai detik ini pun dia tetap menyayangiku. Dan tentunya aku juga tetap menyayanginya. dan tahukah kamu berapa banyak kenangan yang telah kukumpulkan bersamanya? Hm, akupun tidak tahu. Sudah terlalu banyak.
Aku hanya bisa bersyukur karena aku dan dia saling memiliki sampai sekarang. Dan akupun juga harus berusaha untuk menjaga hubungan ini.
Mungkin keberuntunganku bukanlah menemukannya. Tetapi keberuntunganku adalah menjadi yang pertama memilikinya.

Sabtu, 19 Mei 2012
Kamis, 10 Mei 2012
Pada hari itu, aku bertindak bodoh.
Perasaanku tak ku pedulikan. Perasaannya pun juga. Kini aku merasakan segala
akibatnya. Sakit. Sakit sekali. Seperti setiap hari hatiku ditusuk oleh diriku
sendiri. Bodoh. Aku menyakiti diriku sendiri sampai saat ini. Sampai orang yang
telah kusakiti telah menemukan yang lebih baik dariku.
Aku ingin terus
menanti untuknya, walaupun aku sudah sangat tahu bahwa penantianku tak akan ada
hasilnya. Aku juga tahu semua tentangnya yang telah aku harapkan, tidak
akan terwujud.
Andaikan aku
bertemu dengannya dan dapat berbicara sedikit dengannya, walaupun hanya satu
atau dua kalimat, aku ingin memberitahunya bahwa aku menyesal. Menyesal akan
perbuatanku bodohku itu. Aku juga ingin memberitahunya, bahwa rasa yang kupunya
kepadanya tak pernah berubah. Dan juga aku ingin bilang bahwa aku pantas
mendapatkan semua ini. Penyesalan, dan sakit yang terus kupendam.
Ku terus
mengharapkan aku dan dia akan bertemu lagi. Bertemu setiap hari, seperti dulu.
Walaupun itu sangat tidak mungkin.
Aku ingat semua
tentangnya. Semua tentang dia dan aku. Aku ingat berbagai senyuman yang telah
dia berikan kepadaku. Aku ingat semua perkataannya yang telah dia katakan
kepadaku. Aku ingat apa yang orang katakan tentangnya kepadaku. Aku ingat saat
dia berusaha untukku. Aku ingat semua tingkahnya. Aku ingat semua kenangan yang
telah aku lalui bersamanya.
Aku hanya bisa
mengingat, tanpa bisa mengulangnya. Aku terus menunggu seseorang untuk membuat
mesin waktu. Jika sudah Ada mesin waktu, aku ingin mengulang ke hari yang
sangat membuatku menyesal sampai sekarang. Atau, aku ingin kembali ke hari
bersejarah untukku dan dia. Hari dimana aku dan dia mulai bersama.
Aku juga mencari
seseorang yang bisa tahu perasaanku yang sebenarnya tanpa menanyakan kepada
siapapun dan seseorang itu bisa memberitahunya tentang perasaanku
itu.
Julukan aku dan
dia adalah pita. Yang paling kusesali, mengapa aku harus memutuskan pita pada
hari itu? Dan sekarang akupun baru sadar, pita itu sudah terbagi menjadi dua.
Pita itu sudah menjadi 'pi' dan 'ta'. Pi dan ta sudah berpisah, tersesat dengan
dunianya masing-masing. Pi dan ta mungkin sudah tidak bisa disambungkan lagi
menjadi sebuah pita.
Langganan:
Postingan (Atom)